Keluarga SHATTIRS

Keluarga SHATTIRS
Assalamualaikum WBT

SHATTIRS Followers

Popular Posts

Saturday, September 29, 2007

Sex For The Sake Of...


Sex for the sake of having a baby…


Kita serba maklum memang di dunia ini tidak ada satu makhluk pun yang sempurna dari segala sisi kehidupannya,baik jasmani mahupun rohani.
Di negara-negara miskin dan yang sedang membangun, pasangan yang baru saja menikah, biasanya langsung terjun dalam projek mempunyai anak, kerana memang itulah tujuan pernikahan bagi mereka, membentuk sebuah keluarga.

Di sisi lain, banyak anak-anak perempuan umur belasan tahun yang hamil akibat dari kelengahan mereka yang tidak menggunakan proteksi ketika berhubungan intim dengan lawan jenisnya. Di mana pada kenyataannya sebagian besar dari mereka tidak bersedia dengan kedatangan bayi tersebut.
Mereka akhirnya berakhir di klinik-klinik yang banyak direkomendasikan dari mulut ke mulut.Dan yang lebih parah lagi, ada juga yang telah meninggalkan bayi-bayi itu di tempat sampah, di jalanan.

Sebagian bayi-bayi buangan beruntung ditemukan orang dan segera diselamatkan. Sebahagian lain meninggal kerana dehidrasi, kedinginan dan timbulnya komplikasi-komplikasi lainnya yang tak dapat dihindari ketika bayi itu ditinggal sendirian di jalanan.
Di sisi yang lain, di negara-negara maju, banyak pasangan yang setelah hidup bersama atau menikah, lebih memilih untuk menunggu dulu sampai akhirnya mereka bersedia menjadi orang tua yang bertanggung jawab. Walaupun sebagian besar tidak mempunyai anak kerana alasan ekonomi dan atau prinsip-prinsip yang mereka pegang.

Namun ketika keinginan untuk mempunyai anak itu datang, ternyata penyakit modenesasi telah menghinggapi diri mereka. Entah kerana sikap dari salah satu pihak, tidak ada waktu, salah satu dari mereka perlulah bersedia menerimanya.
Ini seperti halnya melihat kenyataan bahawa di negara-negara maju kelebihan berat badan menjadi salah satu penyakit terbesar yang harus dilawan, sementara di negara-negara miskin, banyak orang-orang dan terutama anak-anak kelaparan dan kurang vitamin.

Kembali kepada judul yang saya berikan di atas, ini bukan kata-kata kosong, saya hanya menyuarakan sebuah masalah yang muncul di masyarakat moden pada hari ini.
Pasangan yang mengharapkan anak kebiasaanya mempunyai waktu setahun untuk mencuba menjadi hamil. Lebih dari waktu itu, mereka harus kembali berinteraksi pada doktor berkenaan kandungan masing-masing.
Apa yang dapat kita lihat,perhubungan intim yang seharusnya menjadi perubahan alam, berubah menjadi, “Let’s get do it and finish the job” (Jom kerjakan dan selesaikan pekerjaan ini).

Kenapa?

kerana perempuan-perempuan ini tidak mempunyai jalan lain yang lebih cepat selain menghitung-hitung hari di mana dia subur atau berovulasi, baik dengan menghitung siklus mereka (beruntung yang bersiklus regular), mahupun dengan bantuan termometer basal, indikator ovulasi.
Sehingga pada hari-hari tersebut, menjadi hari di mana mereka dan pasangannya mempunyai “pekerjaan” extra .
Sebahagian dari pasangan tersebut berhasil, sebahagian lain menyerah dan tidak lagi menghitung-hitung hari , sebahagian lain memilih jalan lain seperti, inseminasi artifisial, treatment kesuburuan, and God knows what…
Harapan adalah hal yang paling akhir yang terlepas - ertinya jangan pernah melepas harapan.

Tiap-tiap orang mempuyai masalah yang berbeza - beza, namun kita tetap harus bersedia dan menjalani hidup ini seperti seorang perwira di medan perang!

Artikel bersama Rakan Perubatan dari seberang...

Brought to you by : shattirs

No comments: